Materi Persediaan
Pengertian
dan Klasifikasi Persediaan
“
Persediaan adalah suatu jenis aktiva atau barang yang dimiliki oleh suatu
perusahaan atau badan usaha (saat) tertentu, yang akan dijual kembali atau akan
dikonsumsi (dipakai) dalam operasi normal perusahaan. (F.X. Sudarsono ;
1996,106).”
“
Persediaan adalah pos harta yang ditahan untuk dijual dalam kegiatan usaha yang
biasa atau barang yang dikonsumsi dalam produksi barang yang akan dijual.
(Kieso dan Weygandt ; 1995,491).”
Sedangkan
menurut “ Radiks Purba (1995,159) dilihat dari segi neraca, persediaan adalah
barang atau bahan yang masih tersedia pada tanggal neraca, yang dapat segera
dijual atau digunakan (dikonsumsi) atau diolah dahulu (manufaktur) kemudian
dijual.”
Pengertian
persediaan untuk jenis barang tertentu bagi perusahaan yang satu tidak sama
dengan perusahaan yang lain, misalnya aktiva berupa : mobil, mesin-mesin pabrik
merupakan aktiva tetap bagi perusahaan manufaktur namun bagi perusahaan
perdagangan mobil dan mesin-mesin pabrik aktiva jenis tersebut merupakan
persediaan.
Persediaan
barang diklasifikasikan sesuai dengan jenis usaha perusahaan tersebut. Dalam
perusahaan perdagangan persediaan barang merupakan aktiva dalam bentuk siap
dijual kembali dan yang paling aktif dalam operasi usahanya. Sedangkan dalam
perusahaan pabrikasi atau manufaktur, persediaan barang dapat diklasifikasikan
sebagai berikut : persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.
Terdapatnya klasifikasi persediaan yang berbeda antara perusahaan perdagangan
dengan perusahaan manufaktur adalah karena fungsi dua perusahaan itu memang
berbeda. Fungsi perusahaan perdagangan adalah menjual barang yang diperolehnya
dalam bentuk sudah jadi. Dengan kata lain, tidak ada proses pengolahan
seandainya terjadi pengolahan maka pengolahan tersebut terbatas pada
pembungkusan atau pemberian kemasan agar barang lebih menarik selera konsumen.
Sedangkan fungsi perusahaan manufaktur adalah mengolah bahan mentah menjadi
produk selesai.
Sistem Pencatatan Persediaan
Sistem
pencatatan persediaan yang lazim digunakan ada dua macam yaitu:
1.
Sistem
fisik (physical inventory system)
2.
Sistem
Perpetual (perpetual inventory system).
Sistem
Fisik (Physical Inventory System)
Sistem
persediaan fisik atau periodik adalah sistem dimana harga pokok penjualan
dihitung secara periodik dengan mengandalkan semata-mata pada perhitungan fisik
tanpa menyelenggarakan catatan hari ke hari atas unit yang terjual atau yang
ada ditangan. Sistem fisik digunakan untuk menentukan jumlah kuantitas
persediaan barang dan dilakukan pada akhir periode akuntansi. Cara perhitungan
harga pokok penjualan dilakukan seperti berikut ini :
Pesediaan Awal xxx
Pembelian
xxx +
Barang tersedia
untuk dijual xxx
Persediaan
Akhir xxx
–
Harga Pokok
Penjualan xxx
Ciri-ciri sistem fisik atau
periodik adalah sebagai berikut :
Pemasukan
dan pengeluaran persediaan tidak dicatat dan tidak diperhitungkan dalam suatu catatan tertentu.
Pembelian
barang dicatat dengan mendebit rekening pembelian bukan persediaan barang.
Perhitungan
persediaan akhir sekaligus digunakan untuk perhitungan harga pokok penjualan
dengan menggunakan jurnal penyesuaian.
Sistem
ini cukup sederhana dan mudah diterapkan, tetapi kurang baik untuk pengawasan
persediaan, karena kekurangan persediaan yang hilang tidak dapat dideteksi dan
manajemen tidak memiliki alat untuk mengetahui jumlah persediaan setiap saat.
Sistem Perpetual (Perpetual
Inventory System)
Sistem
persediaan perpetual adalah suatu sistem yang menyelenggarakan pencatatan
terus-menerus yang menelusuri persediaan dan harga pokok penjualan atas dasar
harian. Perkiraan persediaan didukung dalam kartu-kartu pembantu persediaan
(kartu persediaan). Kartu persediaan digunakan untuk mencatat transaksi setiap
jenis persediaan, memuat nama barang, tempat penyimpanan barang, kode barang
dan kolom-kolom yang dipakai untuk mencatat transaksi adalah tanggal, pembelian
(pemasukan), penjualan (pengeluaran) dan sisa atau saldo persediaan
Ciri-ciri
pengelolaan persediaan dengan sistem perpetual adalah sebagai berikut :
Setiap terjadi pembelian barang
dicatat dengan mendebit rekening persediaan barang.
Setiap terjadi pengeluaran barang
(penjualan) dicatat mengkredit persediaan sejumlah harga pokok penjualan.
Setiap saat dapat diketahui
jumlah kuantitas sisa atau saldo persediaan.
Sistem perpetual memudahkan dalam
penyusunan neraca dan laporan perhitungan laba rugi karena penentuan persediaan
akhir tidak perlu lagi menghitung fisiknya tetapi perhitungan fisiknya tetap
dilakukan untuk tujuan pengawasan terhadap persediaan barang.
0 komentar:
Posting Komentar